Apple dapat membuka pusat pengembangan aplikasi di Jakarta, ibukota dan kota terpadat di Indonesia dan rumah bagi pusat penelitian dan pengembangan Apple yang akan datang.
Menurut sumber yang berbicara dengan outlet Jepang Nikkei, pusat pengembangan aplikasi Apple akan dibuka di pinggiran kota Jakarta pada awal Oktober, yang memungkinkan perusahaan untuk mulai menjual ponsel terbarunya di Indonesia.
Raksasa teknologi Cupertino saat ini mengandalkan jaringan pengecer untuk mendorong iPhone di negara itu karena perangkat tidak tersedia melalui toko online di Indonesia.
Tapi apa yang harus dilakukan aplikasi dengan penjualan perangkat keras?
Nikkei menjelaskan bahwa Indonesia pada 2015 memberlakukan aturan peraturan yang mengharuskan ponsel dijual di negara itu untuk menggunakan setidaknya 30 persen komponen yang dibeli secara lokal pada 2017. Apple tidak menyiapkan produksi lokal di negara itu, tetapi tahun lalu pemerintah berubah pikiran dan sekarang menghitung aplikasi seluler yang dikembangkan secara lokal sebagai konten “yang diproduksi secara lokal” untuk smartphone.
Merasakan peluang, Apple sekarang akan membuka fasilitas pengembangan aplikasi di Jakarta.
Namun, perubahan kebijakan tersebut mengundang kemarahan Samsung, yang pada 2015 mendirikan lini produksi ponsel pintar di dalam pabrik yang ada di pinggiran Jakarta..
"Seandainya aturan tentang pengembangan aplikasi datang lebih awal, perusahaan Korea Selatan bisa menghemat banyak uang dengan menggunakan pendekatan Apple," tambah Nikkei. "Pergeseran kebijakan berarti Apple dapat memenuhi kuota dengan investasi yang lebih kecil," demikian bunyi artikel tersebut.
Persyaratan sumber serupa untuk barang asing telah mencegah Apple dari menjual iPhone langsung ke pelanggan di India. Namun, baru-baru ini, Apple dan pemerintah India telah sepakat untuk melakukan bisnis secara lokal, membuka jalan bagi produksi iPhone SE di negara tersebut..